Jupentus Berhasil Taklukan AC Milan



Situs Informasi - Juventus berhasil mengalahkan tamunya, AC Milan, dalam giornata 12 Serie A 2015/2016 dengan skor 1-0 di Juventus Stadium, Minggu (22/11/2015) dinihari WIB. Paulo Dybala menjadi pahlawan Juve atas gol semata wayangnya pada menit ke-65.

Tuan rumah tanpa diperkuat Roberto Pereyra, Kwadwo Asamoah, dan Simone Padoin karena cedera. Gianluigi Buffon, Stephan Lichsteiner, dan Mario Mandzukic bermain meskipun agak riskan karena belum fit sepenuhnya. 


Sementara itu, Milan masih tak diperkuat Jeremy Menez karena cedera. Lalu menyusul dengan absennya Mario Balotelli, Nigel de Jong, Diego Lopez, dan Andrea Bertolacci disebabkan cedera.

Kedua kesebelasan itu sempat mengubah taktiknya masing-masing. Pada awalnya Juventus turun dengan formasi 4-3-1-2 untuk menghadapi Milan yang memakai pakem 4-3-3. Tapi beberapa pergantian pemain membuat beberapa perubahan formasi dan strategi yang menjadikan laga ini semakin menarik.

Perubahan Formasi dan Pola Serangan Juventus Tembus

Kesulitan menembus pertahanan Milan sepanjang babak pertama, Massimilliano Allegri, pelatih Juventus, mengubah formasi skuatnya menjadi 3-5-2 pada babak kedua. Untuk menyokong perubahan tersebut dilakukan Leonardo Bonucci dimasukkan menggantikan Hernanes.

Masuknya Bonucci membuat Juve memainkan skema tiga bek bersama Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli. Sementara posisi fullback yang ditempati Alex Santos di kiri dan Lichtsteiner didorong lebih ke depan.

Allegri baru menyadari jika sisi kanan pertahanan Milan lebih mudah ditembus. Mengingat beberapa kali Ignazio Abate sering kalah duel pada lini tersebut. Selain itu Alessio Cerci jarang turun ke bawah membantu pertahanan, justru Juraj "Kuco" Kucka yang bermain melebar ketika bertahan untuk membantu Abate. 

Tapi Kuco memiliki tugas lain ketika menyerang, yaitu ia wajib membantu Giacomo Bonaventura membantu serangan. Sehingga Kuco sering terlambat untuk membantu Abate. Otomatis sisi kanan pertahanan I Rossoneri, julukan Milan, lebih mudah ditembus. Sebelum terjadinya gol Juventus, sebanyak empat kali operan sukses berhasil lahir dari sektor tersebut, lebih banyak dari sisi kiri pertahanan Milan (dua kali).

Allegri menugaskan Sandro terus melakukan tekanan kepada Abate. Sandro tidak sendirian di situ, ia dibantu Paul Pogba. Beberapa kelengahan Milan dari minimnya bantuan Cerci ketika bertahan dan adanya jarak ketika Kuco membantu Abate, memberikan celah bagi Pogba dan Sandro untuk terus menggempur sisi kanan pertahanan Milan. 

Koordinasi Pertahanan Milan Dirusak Umpan-umpan Lambung Juventus

Meski serangan sayap cukup sering mendekati kotak penalti Milan, Si Nyonya Tua sangat kesulitan untuk masuk ke dalam kotak penalti Milan. Penguasaan bola di setengah lapangan lawan dengan umpan-umpan pendek dan terobosan seolah tidak berpengaruh yang membuat Juve lebih sering melepas tembakan jarak jauh. Sementara empat tendangan Juve ini berhasil diamankan Gianluigi Donnarumma.

Selain mengganti formasi, Gianluigi Buffon dkk juga mengubah cara mengalirkan bola ke kotak penalti Milan. Juventus mulai melepaskan umpan-umpan panjang. Bahkan tiga bek Si Nyonya Tua yang naik ke setengah lapangan secara bergantian melepaskan umpan panjang, terutama dilakukan Bonucci. Dirinya dimasukan Allegri seolah agar kesebelasannya bisa membangun serangan dari belakang dengan melepaskan umpan-umpan jauh langsung ke sepertiga akhir pertahanan Milan.

Dari pola operan seperti itu, duet Dybala dan Mario Mandzukic lebih sering berada di dalam kotak penalti. Sebelumnya, dua penyerang tersebut lebih banyak bergerak di area luar kotak penalti Milan untuk menguasai setengah lapangan lawan dan memberikan ruang bagi pemain lain. Sayangnya upaya awal duet tersebut tidak berhasil memancing para bek Rossoneri.

Hasil dari perubahan pola serangan dan operan-operan lambung itu pun berhasil. Gol semata wayang Juventus berawal dari sisi kanan Milan dan melalui proses bola lambung hasil kerjasama dari Pogba dan Sandro. Kemudian umpan lambung Sandro diberikan kepada Dybala yang berada dalam posisi bebas karena mendapatkan celah besar dari jarak antara Alex dengan Alessio Romagnoli.

Sehingga Dybala yang berada dalam posisi bebas, berhasil meneruskan umpan dari Sandro menjadi sebuah gol. Celah yang didapatkannya pun tidak lepas dari kepanikan Alex dan Romagnoli ketika hendak mengantisipasi umpan lambung. 

Juventus Cepat Antisipasi Serangan Balik Milan

Milan tidak agresif menyerang dalam pertandingan ini. Ricardo Montolivo dkk cenderung bermain bertahan dan melancarkan serangan balik cepat ketika mendapatkan kesempatan. Sinisa Mihajlovic, Pelatih Milan, menumpuk para pemainnya di lini tengah secara sejajar. 

Pakem formasi 4-3-3 Rossoneri berubah menjadi 4-5-1 ketika bertahan dan cuma menyisakan Carlos Bacca di setengah lapangan. Hanya saja posisi Cerci sedikit lebih naik dan membentuk diagonal dengan Kuco yang berada di dekatnya.

Beberapa kali Milan berhasil melancarkan serangan balik cepat ke area Juventus. Tapi perubahan transisi Si Nyonya Tua dari fase menyerang ke bertahan juga tidak kalah cepat dari Rossoneri. Skuat besutan Allegri itu mampu kembali ke posisinya ketika mengantisipasi serangan balik lawan. 

Jika pun terlambat maka terpaksa Juventus melakukan pelanggaran. Akan tetapi hal itu dimanfaatkan para pemain untuk menata kembali posisi bertahannya. Si Nyonya Tua pun berhasil membaca arah serangan balik Milan. 

Sturaro ditugaskan Allegri untuk mengawal gerak-gerik Bonaventura yang kerap menjadi pemain pertama Milan melancarkan serangan balik. Sturaro tidak bergerak lebih jauh ke sepertiga akhir pertahanan Milan saat itu. Posisinya juga tidak terlalu berjauhan dengan Bonaventura. 

Setidaknya dua kali ia berhasil menghentikan upaya serangan balik dari Bonaventura di lapangan tengah. Upaya Bonaventura untuk menutupi pergerakan Mbaye Niang yang terlambat naik ke depan menjadi sedikit terhambat. Sementara itu, jika pun bola berhasil lolos, masih ada Claudio Marchisio yang berupaya menghentikannya. Atau ketika bola sudah berada di kaki Bacca.

Di sisi lain, Cerci sebagai pemain yang paling memanfaatkan situasi dari Bacca pun sulit melewati pengawalan dari Patrice Evra atau Chiellini. Bahkan ketika Evra sudah digantikan Sandro sejak menit 29 sekalipun. 

Kurang Maksimalnya Dua Penyerang Sayap Milan Ketika Melancarkan Serangan Balik

Cerci diatur sebagai pemain yang mendapatkan ruang dari Bacca melalui serangan balik. Bacca menjadi pemain yang diandalkan menguasai bola di lini depan ketika melakukan fast break. Hal dilakukannya untuk menunggu pemain lainnya, terutama Cerci, naik ke sepertiga akhir pertahanan sisi kanan Juventus.

Tapi sayangnya Cerci tidak menjadi partner yang baik bagi Bacca saat itu. Ketika mendapatkan ruang dari Bacca, justru ia sering salah melakukan operan atau kehilangan bola karena dicuri lawan. 

Sewaktu babak pertama, pemain yang dipinjam dari Atletico Madrid itu tidak bisa lepas dari kawalan Patrice Evra, bahkan ketika Sandro masuk menggantikan full-back kiri itu sekalipun. Selain itu tugas wing back kiri Si Nyonya Tua juga dibantu Chiellini. 

Penampilan Cerci baru sedikit berkontribusi ketika Allegri mulai menerapkan tiga bek kesebelasannya dan bergaris pertahanan tinggi. Sandro yang disibukkan menekan pertahanan kiri Milan menjadi kesempatan Cerci untuk beberapa kali masuk ke pertahanan Juventus. Atas kesempatannya itu ia berhasil melepaskan tiga umpan kunci dan dua kali percobaan tendangan ke gawang lawan. 

Sementara di sektor serangan sebelah kiri, Niang tidak terlalu bagus ketika transisi bertahan ke menyerang. Memang ia sangat membantu tugas Antonelli ketika bertahan dan membuat Juventus kesulitan masuk ke kotak penalti sendiri, namun Niang sering terlambat naik ketika mencoba melancarkan fast break. 

Apalagi Bacca nampak kewalahan jika sudah terlanjur mengarahkan bola ke sisi kanan pertahanan Juventus. Upayanya itu pun berhasil dikandaskan pertahanan lawan. Alhasil, Rossoneri sulit meneruskan aliran bola ke depan gawang Buffon.

Kesimpulan

Penempatan posisi Milan ketika melancarkan serangan balik membuat upaya mereka membongkar pertahanan Si Nyonya Tua selalu kandas. Selain itu penyelesaian akhir mereka pun cukup buruk. Dari sembilan kali mendapatkan kesempatan, Rossoneri cuma berhasil menendang ke arah gawang sebanyak dua kali saja.

Selain itu Milan sering melakukan pelanggaran di luar area kotak penalti sendiri. Sehingga memberikan kesempatan bagi Juventus menata posisi menyerang atau bertahan. Perbaikan posisi tersebut tentu menjadi awal kesulitan Rossoneri berusaha membangun serangan balik. Sebab, posisi tepat para pemain Juventus di lini tengah bisa lebih cepat menghentikan upaya serangan balik Montolivo dkk.

Perubahan strategi Allegri menjadi kunci pada pertandingan tersebut. Dirinya rela menyingkirkan strategi penguasaan bola di lini tengah dengan melepaskan tendangan jarak jauh, walau melalui proses itulah mereka mendapatkan banyak peluang. Tapi perubahan formasi dan pola serangan menjadi kunci keefektifan Si Nyonya Tua sendiri untuk mencetak gol. ( sumber: detik.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar